Senin, 09 Januari 2012

Konversi Lirik Lagu Budi Doremi Versi Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter merupakan salah satu dari upaya pemerintah untuk mengendalikan jiwa labil para pelajar. Yang mana karakter pemuda sering diibaratkan sebagai perahu kosong tanpa kendali dan tanpa layar yang mudah terbawa arus laut. Kemana gelombang laut berjalan, perahu tersebut tidak akan bisa dihentikan untuk melawan gelombang tersebut tanpa ada kapten, navigator dan krunya. Tinggal sejauh apa gelombang itu membawa perahu, ke arah daratan yang lebih aman, ke sisi laut lain yang lebih tenang atau justru dialirkan ke samudra yang penuh dengan gelombang besar yang membahayakan, hingga bukan tidak mungkin gelombang tersebut dapat menenggelamkan perahu kosong itu.
Untuk itu diperlukan seorang navigator yang dikendalikan oleh seorang kapten, didukung dengan kru yang solid serta fasilitas yang cukup untuk melindungi perahu dan kru yang ada di dalamnya hingga mencapai tujuan / tempat yang diharapkan. Jika Kapten beserta krunya mampu bekerja sama dengan baik, memiliki impian yang luar biasa, memiliki keinginan yang tinggi untuk mencapai sesuatu dan yakin mampu dapat mencapainya adalah bukan sesuatu hal yang mustahil bagi kru yang ada di dalam kapal tersebut untuk membentuk sebuah kapal yang besar.
Kapten yang saya ceritakan tadi saya ibaratkan sebagai pemerintah yang berkeinginan mulia untuk menerapkan perilaku berakhlak mulia pada pelajar. Navigator beserta krunya adalah tenaga pendidik yang harus berperan aktif membantu upaya pemerintah dan menerapkannya di lingkungan sekolah.
Tersengat dengan gencarnya penerapan pendidikan karakter di tengah-tengah kepribadian anak. Saya mencoba sedikit merubah lirik dari lagu Budi-Doremi yang memang sedang membooming di kalangan remaja.

Do..dodododododore
Rerererereremi
Mimimimimimifa
Fafafasolasido

Do...Doakan Bapak Ibuku
Re...Relakan Aku Belajar
Mi....Mimpi-mimpi yang di depan
Fa....Fasti dapat ku taklukan

So...Sperogan Luar Biasa
La..Lama-lama makin hebat
Si...Sikapi dengan bijaksana
Do...Doa sebagai pengingat

Tujuan saya menggunakan lagu dari bang Budi yang pertama seperti tadi saya sampaikan bahwa lagu ini sedang begitu digandrungi kalangan remaja. Kedua, instrumen musiknya yang unik, mudah diingat dan membawa ke suasana yang segar dan penuh semangat inilah yang menurut saya sangat tepat untuk saya ubah liriknya. Lirik yang saya tuliskan pada lagu di atas bertujuan untuk memberikan semangat kepada anak-anak dalam belajar, menumbuhkan keinginan besar untuk menaklukan mimpi namun tetap tidak lupa bahwa itu semua harus didukung dengan doa dan restu orang tua. Semoga penyanyi dan pencipta syair lagu Budi-Doremi dapat menerima apa yang saya tuliskan disini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kalangan pembaca khsusunya bagi para pelajar. Semoga ini menjadi bagian kecil dari wacana para guru super yang memiliki cita-cita mulia untuk menerapkan pendidikan karakter. Ini hanya tulisan kecil dan semoga para pembaca yang budiman juga bersedia untuk berbagi dalam menerapkan pendidikan karakter di negeri ini. Jaya Pendidikan Indonesia.
Guru Indonesia...Bisa...!!!

Sabtu, 07 Januari 2012

Orang itu berjalan diantara hujan dan harapan doa

Disela-sela musim hujan ini dan di saat Allah menurunkan air segarnya dari langit, hampir kebanyakan manusia menikmatinya dengan mencari kehangatan di rumahnya atau bahkan tidur nyenyak di sangkar hangatnya. Lain halnya dengan apa yang dilakukan kakek itu yang ternyata masih memiliki tanggungan anak kecil. Secara diam-diam kakek tersebut keluar dari rumah setelah anaknya tidur. Kakek tersebut keluar rumah jalan kaki sambil menikmati turunnya hujan.
Sampailah sang kakek di rumah temannya yang dulu pernah menjadi rekan kerjanya. Dengan nada merendah dan suara terbata-bata kakek tersebut berterus terang untuk meminjam sejumlah uang. Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk menutupi kekurangan biaya yang dikeluarkan untuk membiaya anak kecilnya yang masih sekolah. Sayangnya temannya tersebut belum mampu untuk membantu sang Kakek. Dengan perasaan kecewa mungkin, namun dalam wajah beliau kuatkan dengan raut wajah tersenyum kakek tersebut mengucapkan terima kasih. Sang kakek berpamitan, berjalan begitu cepat dan masih tetap semangat di bawah rezki air yang Allah turunkan. Setidaknya kakek tersebut telah menunjukkan "ini lho ya Allah, aku nikmati hujanmu dengan tetap berikhtiar demi anakku. Aku keluar dari rumah untuk mencari nafkah, dan ini adalah pilihan terakhir. Namun Engkau telah mengetahui kan Allah, bahwa aku keluar bukan untuk meminta namun untuk untuk meminjam amanah dari orang-orang yang bisa membantuku". Kakek tersebut mungkin akan terus berjalan sampai Allah benar-benar membuktikan kemurahan-Nya. Bisa jadi pula ketika lelah kakek itu akan kembali ke rumah untuk sekedar melenyapkan rasa lelah. Semoga saja di tengah-tengah perjalanan, kakek itu benar-benar mendapat berkah dari turunnya hujan.
Ini adalah peristiwa yang menyentuh hati saya 1 (satu) hari yang lalu dan mungkin disaat itu kita sedang hangat-hangatnya berada di balik selimut. Coba bayangkan jika kita yang menjadi anaknya. Kakek tersebut sudah pulang saat kita masih nyenyak tidur. Di kala bangun dengan ringannya kita minta uang saku untuk beli makanan ringan. Dengan ringannya kita menanyakan makanan apa saja yang bisa dimakan. Dengan mudahnya kita ngambek di saat orang tua tidak bisa memberikan apa yang kita harapkan. Dengan mudahnya kita keluar rumah setelah bangun dari tidur tanpa menanyakan ke orang tua kita apa yang mereka minta. Lantas apakah sempat kita bertanya apa yang mereka lakukan ketika kita tidur siang disaat hujan turun. Atau apa saja yang dilakukan orang tua kita dalam sepertiga malam di saat kita sedang pulas tidur. Jarang sekali dan bahkan tidak pernah sebagian dari kita menanyakan hal-hal tersebut. Di pagi hari uang saku harus ada dikala kita meminta hingga kita lupa untuk minta doa restu dalam bentuk bersalaman. Saat di sekolah kita sudah gregetan untuk marah atau ngambek karena banyak tagihan dari sekolah yang belum bisa dibayarkan orang tua kita. Di kala pulang tanpa mengucapkan salam kita sudah marah karena hal tadi, menanyakan makanan apa sudah siap belum, bagaimana dengan jatah bulanan kita, kapan ayah akan membelikan sepeda motor baru, kapan ayah dan ibu mengajak kita jalan-jalan, kapan aku bisa berangkat sekolah lebih awal tanpa harus jalan kaki dan kehujanan dan kapan kita bisa hidup enak dan nyaman.
Sampai kapan kita akan terus mengeluhkan oran tua kita. Sampai kapan kita akan terus merepotkan mereka berdua. Sampai kapan kita akan terus membebani mereka. Dan ketika mereka sudah tua, kita anggap mereka sebagai beban. Yang mengerikan ada sebagian dari kita mengirimkan orang tua kita yang sudah renta ke panti jompo.
Seperti itukah akhlah kita?
Seperti itukah balasan terhadap orang tua kita?
Akan terus menerus kah kita menjadi beban mereka?
Dan apakah selanjutnya justru kita anggap mereka sebagai beban ketika mereka sudah tidak mampu lagi berjalan?
Sementara jelas dalam Islam, sebesar apapun balasan kita tetap tidak akan pernah setimpal dengan apa yang dilakukan orang tua untuk kita. Yang bisa kita lakukan hanya berbuat baik (birul walidain) selama mereka hidup dan senantiasa mendoakan di kala mereka sudah meninggalkan kita.
Kain putih apa yang akan terlebih dahulu kita lihat saat orang tua kita memakainya?
Kain putih yang membuat kita menyesal begitu dalam saat kita mengenakan kain kafan ke orang tua kita? Atau
Kain penuh deru air mata kebahagiaan saat melihat mereka mengenakan baju Ihram?

Rabu, 04 Januari 2012

Bagaimana cara membangunkan semangat yang luar biasa


Pelajaran ini saya ambil ketika mendapatkan pengalaman luar biasa saat menjalani aktivitas Perjalanan Menuju Puncak Gunung Ungaran. Terkadang kita berpikir bahwa sesuatu hal akan sulit dicapai bahkan mustahil untuk dilakukan jika didasarkan pada logika otak kita. Sementara kita tidak menyadari bahwa sesungguhnya kita masih memiliki power luar biasa yang belum mampu kita jangkau. 
Kenapa kita belum mampu menjangkau power tersebut?
  • Pertama, kita telah mendokmakan (menganggap) diri kita bahwa power atau kemampuan kita hanya sebatas yang kita lihat, kita rasakan dan kita alami saat itu.
  • Kedua, bisa jadi kita tidak memiliki keinginan untuk mendapatkan kemampuan yang luar biasa tersebut.
  • Ketiga, kita belum menyadari bahwa ada kekuatan luar biasa dari dalam diri kita yang dapat kita bangunkan dari tidurnya. 
Sesuai dengan tema blog ini yang berbicara tentang pendidikan, maka saya ambil dari sudut pandang pelajaran luar biasa dari pengalaman tersebut. Nah, sekarang apakah anda ingin membangunkan power tersebut?. Jika memang "Ya" jawabannya, saya akan sedikit berbagi sedikit tips untuk mengatasi hal tersebut. 
  1. Ketika anda hendak menyerah untuk mencapai sesuatu, lihatlah orang-orang yang ada di sekitar anda. Lihatlah orang yang ada di depan anda (dalam hal ini telah berhasil mencapai sesuatu). Perhatikan apa yang dilakukan orang tersebut untuk berhasil. Pelajari bagaimana cara orang tersebut mengatasi masalahnya. Amati bagaimana orang tersebut mengambil tindakan. Contoh kecil : bagi pelajar misalnya dalam pelajaran olahraga tentang lompat tinggi. Perhatikan teman anda dalam melakukan lompat tinggi kemudian pelajari dan lakukan setidaknya sama atau lebih baik dari apa yang dilakukan teman anda. Contoh kedua, bagi pemuda misalnya ketika hendak melewati bebatuan yang tinggi dalam perjalanan mencapai puncak gunung. Lihat, pelajari dan laksanakan seperti apa yang dilakukan teman anda. Bagi pebisnis, contoh kecilnya yaitu lihat, pelajari dan terapkan bagaimana teman anda tetap dapat bertahan dengan usahanya sekalipun orang tersebut harus membayar kredit atau cicilan hutangnya, menggaji karyawan, belanja barang dan menyisakan sedikit hasil bisnisnya.
  2. Berpikirlah bahwa anda bukan yang terburuk, bukan yang terjelek, bukan yang terbodoh, bukan yang termiskin. Yakinlah bahwa di sekitar anda masih ada orang yang lebih buruk kepribadiannya, lebih jelek fisiknya, lebih bodoh dari kepandaiannya dan lebih miskin hatinya. Berprinsiplah bahwa jika orang yang menurut anda memiliki kemampuan di bawah anda (baik secara fisik ataupun logika) namun berhasil mencapai sesuatu, bukankah sudah menjadi kewajiban kalau anda juga harus mampu mencapainya. Bahkan usahakan jauh lebih baik dari teman anda.
  3. Berikan kepercayaan penuh pada diri anda bahwa anda memang mampu mencapai apa yang anda harapkan dengan kemampuan luar biasa yang anda miliki.
  4. Lupakan rasa sakit yang anda alami. Lupakan rasa lelah yang anda rasakan. Lupakan hal-hal sulit yang pernah memojokkan anda. Dengan melupakan hal-hal tersebut, anda akan kehilangan rasa enggan untuk mencapai sesuatu. Anda hanya memiliki semangat juang luar biasa yang kadang tidak anda sadari dan anda rasakan. Anda akan terus berjalan dan berjalan hingga akhirnya berlari untuk mencapai tujuan anda. Inilah yang seketika membakar tekad saya untuk terus melangkah ke depan.
  5. Dan yang paling istimewa adalah dengan meyakinkan diri bahwa Tuhan melihat apa yang kita lakukan. Tuhan juga telah mempersiapkan jawaban ataupun solusi ketika kita mau mengambilnya dan menjadikannya untuk membantu menyelesaikan masalah kita. Kembalikan bahwa semua yang kita miliki termasuk anggota tubuh ini adalah amanah dari Tuhan. Kita ambil contoh kecil ketika tetangga anda meminta tolong untuk menjaga anak-anaknya ketika si tetangga sedang ada  bepergian. Dalam beberapa waktu, si tetangga kembali untuk mengambil anak-anaknya tersebut. Melihat anak-anaknya dalam keadaan yang masih utuh saja si tetangga sudah cukup senang, apalagi melihat anak-naknya dalam keadaan yang lebih baik, lucu dan semakin terlihat bersih, siapa yang tidak senang dan bukan tidak mungkin juga si tetangga akan memikirkan untuk sekedar memberikan hadiah kepada anda. Sama halnya dengan Tuhan, ketika kita dapat menjaga tubuh kita dengan baik dan bahkan lebih baik, Tuhan pasti akan tersenyum dan berpikiran untuk memberikan hadiah untuk kita. Jaga amanah (kepercayaan) dari Tuhan dengan sebaik-baiknya, Tuhan pasti akan memberi hadiah yang tidak pernah kita duga. Jika kita menggunakan tubuh ini untuk berjuang keras untuk terus melangkah ke depan, percayalah bahwa Tuhan pasti akan memberi kekuatan tambahan yang luar biasa untuk membantu kita. Jika kita percaya dengan kekuatan Tuhan yang tanpa batas maka bisa jadi Tuhan akan menitipkan secuil kekuatan tanpa batasnya untuk kita.
Tips ini memang bukan satu-satunya langkah untuk membangkitkan kemampuan luar biasa anda, mungkin masih ada teman-teman dari blog tetangga yang memberikan tips yang lebih baik.

Senin, 26 Desember 2011

Ketika Mencoba Untuk Komitmen Dengan Niat

Cerita ini berawal dari saya yang mencoba mencari kebenaran dari seseorang, mencoba memposisikan diri sebagai seorang murid, mencoba menempatkan diri sebagai seorang yang ingin belajar sekaligus mencoba untuk terus berupaya mengambil sudut pandang yang positif dari apa yang akan saya dapatkan.
Hingga saat tiba waktunya, rasa enggan dan malas meniduri pundakku dan membisikkan kebimbangan untuk melangkahkan niatku. Semakin siang warna awan justru semakin nampak hitam. Jadi... apa nggak yaa....!!!!
Saya berpikir sejenak, jika ini saya batalkan tanpa ada halangan yang kuat itu sama artinya saya pantas dipanggil sebagai golongan dari kaum munafik. Berpegang pada komitmen sebagai seorang muslim dan jiwa yang tidak ingin dikatakan sebagai seorang yang plin plan, maka saya mantapkan untuk melaksanakan niat  saya.
Benar, bahwa pelaksanaan sesuatu jika dikarenakan niat yang baik, pasti akan mendapat jalan keluar yang kadang-kadang tidak kita duga. Begitu mudahnya saya sampai ke tempat tujuan, padahal sebelumnya saya dikenal teman-teman sebagai "Spesialis Nyasar". Sekali lagi, niat baik saya disambut dengan kehangatan senyuman dan sajian yang memanjakan perut saya.
Beberapa waktu berlalu, pembicaraan pepesan kosong kami awali untuk menyejukkan suasana. Pertanyaan demi pertanyan saya sampaikan secara perlahan dan enjoy untuk dapat menikmati sajian informasi dari orang yang saya ajak sharing. Hingga akhirnya saya mendapatkan jawaban dari apa yang menggumpal di hati saya, gumpalan yang sempat menimbulkan perasaan negative thinking. Jawaban tersebut setidaknya telah kembali menyinari hati saya, bahwa tidak perlu kita terlalu buruk menilai seseorang. Namun, bukan berarti kita menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada setiap orang. Terima saja setiap apa yang disampaikan orang lain, hormati setiap keputusannya, junjung tinggi keinginan baiknya, dukunglah dan ajaklah bersama-sama untuk maju jika memang hal tersebut yang dinginkannya.


Untuk Kehati-hatian :
  • Terkadang anda ditempatkan pada perahu di atas sungai yang tenang, apakah anda tau apa saja yang ada di bawah anda?
  • Terkadang anda berlayar di atas bahtera kapal yang mewah, tahukah anda kapan ombak akan datang menyambut anda?
  • Terkadang anda diagungkan layaknya Ikan HIU yang dianggap sebagai penguasa laut, sadarkah bahwa di sekeliling ikan HIU ada ratusan ikan yang menggerogoti kulitnya?
  • Terkadang anda dibangkitkan & dimotivasi layaknya seperti lilin, namun tahukah anda bahwa anda bisa jadi habis terbakar?

Untuk Positif Thinking :
  • Syukurlah aku belum punya motor pribadi, itu artinya aku dapat menghemat tabunganku dari pada untuk foya-foya keliling kota.
  • Syukurlah aku bertubuh pendek, itu artinya aku dapat dengan leluasa memasuki ruangan yang kecil.
  • Kalau saja adikku nakal, itu artinya aku dapat belajar untuk menjadi contoh sekaligus pemberi nasihat yang baik.
    Alhamdulillah pekerjaan orang tuaku pas-pasan dan aku selalu diminta tolong untuk membantu mereka, itu artinya aku dapat belajar lebih awal bagaimana caranya mandiri dan mendapatkan nafkah.
    Alhamdulillah tidak ada fasilitas untuk bermain game di rumah, itu artinya aku memiliki kesempatan untuk belajar lebih banyak dan dapat menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat.

Minggu, 25 Desember 2011

Di Balik Ucapan Selamat Sebagai Tanda Rasa Hormat

Sebelum saya sampaikan lebih jelas, secara pribadi saya memohon maaf jika tulisan ini menimbulkan perasaan yang tidak nyaman bagi sebagian pembaca. Tujuan penulisan ini adalah agar masing-masing umat beragama dapat saling mengerti dan menghormati keyakinan dan hukum yang ditetapkan bagi masing-masing agama. Mudah-mudahan semua kalangan pembaca dapat mengambil sudut pandang positif dari alasan penulisan ini. Sekali lagi tidak ada perpecahan, permusuhan, saya, anda dan kita semua tetap dalam satu panji Pancasila dan hidup rukun dalam kebhinekaan.

SMS yang saya terima beberapa saat yang lalu, membangunkan hati saya untuk kembali menulis dan menyampaikan bagaimana seharusnya kita menyikapi ucapan selamat yang disampaikan orang lain (khususnya yang tidak se-aqidah dengan kita) ataupun hendak menghormati apa yang diperingati orang lain.
SMS tersebut berbunyi "Selamat Hari Natal Pak"?

Nah, bagaimana umat Muslim harus menyikapinya?
Apakah sebagai rasa hormat dan bentuk penghargaan anda harus ikut mengucapkan selamat Natal juga?
Atau karena dengan fanatisme kita yang begitu berlebihan, membuat kita justru mencerca, memaki, atau menunjukkan rasa ketidak simpatian kita?

Dalam tatanan kehidupan orang-orang Muslim, ucapan Salam yang dilafalkan dengan kalimat Assalamu 'alaikum Waromatullohi Wabarokatuh hanya diutujukan kepada sesama orang Islam. Sedangkan ucapan untuk kaum non Muslim adalah ucapan dalam bentuk doa supaya orang tersebut segera mendapatkan petunjuk. Karena dalam Islam doa seorang Muslim kepada Non Muslim akan tertolak, meskipun ditujukan kepada orang-orang yang dekat dalam kehidupannya. Demikian pula Rasulullah SAW tertolak do’anya ketika ditujukan kepada pamannya yang masih kafir, Abu Thalib. Dan Allah mengingatkan dengan firman-Nya:”Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki- Nya. Dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk” (Al Qashash [28]: 56).

Permasalahannya adalah bagaimana jika mereka (orang non muslim) mengucapkan salam yang sering kita pakai? Berdasarkan dari tausiyah yang saya dapat dari pak Kyai, kita cukup menjawab "Wa'alaikum" (semoga kamu juga).

Baik sebelum terlalu jauh dari pokok pembahasan kita kembali membicarakan tentang ucapan Selamat Natal. OK, kita ambil logikanya dulu. Anda memberikan ucapan selamat itu artinya anda memberikan penghargaan, penghormatan sekaligus pengakuan atas orang yang anda beri ucapan selamat. Lebih mudahnya, kita ambil perumpamaan ketika teman anda berhasil meraih Juara 1 Lomba Makan Krupuk Tingkat Kecamatan. Tentunya anda akan memberi ucapan selamat, kemudian pihak penyelenggara juga akan melakukan hal serupa dan memberikan sejumlah hadiah. Nah, ucapan selamat yang anda dan pihak panitia lakukan, kemudian dibarengi dengan pemberian hadiah telah menunjukkan pengakuan atas prestasi yang diraih teman anda. 

Selanjutnya bagaimana jika anda memberikan ucapan Selamat Natal bagi mereka yang merayakan? Itu artinya anda mengakui atas perayaan yang mereka anut. Itu artinya juga anda menduakan Allah (dengan konotasi yang lebih tegas lagi, bisa jadi anda tercatat sebagai orang-orang yang melakukan syirik). Bisa jadi juga, pemberian ucapan selamat menandakan bahwa kita ridho atau setuju dengan keyakinan yang mereka anut maupun dakwah yang mereka lakukan, yang mana jelas ini merupakan sesuatu yang diharamkan dalam agama kita.

Nah, bagaimana jika ada yang memberi ucapan selamat Natal atau meminta sesuatu sebagai tanda penghormatan atas perayaan Natal? Sebaiknya kita tidak perlu menjawab ataupun memberi sesuatu yang menandakan penghormatan kita atas perayaan Natal. jika ingin menjaga perasaan sebagai makhluk sosial, tidak ada salahnya kita sampaikan keyakinan aqidah yang kita anut dengan cara yang halus dan penuh penghormatan.

Semoga kita tetap bisa saling menjaga ikatan persaudaraan antar sesama keturunan Adam, sekalipun kita memiliki filosofi dan keyakinan yang berbeda. Diantaranya adalah dengan menghargai dan menghormati keyakinan dan tata cara yang dianut oleh masing-masing penganut agama. Setidaknya fakta beberapa hari yang lalu, bahwa Gerakan Pemuda (GP) Anshor dari Nahdhatul Ulama mengerahkan sejumlah pemuda Muslim untuk ikut membantu aparat dalam menjaga kelangsungan perayaan Natal.
Insya Allah Bhinneka Tunggal Ika akan tetap terjaga di negeri ini jika antar lintas agama dapat saling menghargai dan menghormati. Karena saya sendiri secara pribadi hanyalah masyarakat awam yang hanya bisa taqlid mengikuti para Ulama, maka untuk menguatkan dari apa yang saya sampaikan ada berbagai fatwa dari ulama yang mumpuni, sehingga semoga kita mendapat titik terang mengenai permasalahan ini.


Fatwa Pertama: Mengucapkan Selamat Natal dan Merayakan Natal Bersama
Berikut adalah fatwa ulama besar Saudi Arabia, Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah, dari kumpulan risalah (tulisan) dan fatwa beliau (Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu ‘Utsaimin), 3/28-29, no. 404.
Beliau rahimahullah pernah ditanya,
“Apa hukum mengucapkan selamat natal (Merry Christmas) pada orang kafir (Nashrani) dan bagaimana membalas ucapan mereka? Bolehkah kami menghadiri acara perayaan mereka (perayaan Natal)? Apakah seseorang berdosa jika dia melakukan hal-hal yang dimaksudkan tadi, tanpa maksud apa-apa? Orang tersebut melakukannya karena ingin bersikap ramah, karena malu, karena kondisi tertekan, atau karena berbagai alasan lainnya. Bolehkah kita tasyabbuh (menyerupai) mereka dalam perayaan ini?”
Beliau rahimahullah menjawab:
Memberi ucapan Selamat Natal atau mengucapkan selamat dalam hari raya mereka (dalam agama) yang lainnya pada orang kafir adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma’ kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah. Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya. Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut. Orang-orang semacam ini tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang yang berbuat maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka dia pantas mendapatkan kebencian dan murka Allah Ta’ala.” –Demikian perkataan Ibnul Qoyyim rahimahullah-
Dari penjelasan di atas, maka dapat kita tangkap bahwa mengucapkan selamat pada hari raya orang kafir adalah sesuatu yang diharamkan. Alasannya, ketika mengucapkan seperti ini berarti seseorang itu setuju dan ridho dengan syiar kekufuran yang mereka perbuat. Meskipun mungkin seseorang tidak ridho dengan kekufuran itu sendiri, namun tetap tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk ridho terhadap syiar kekufuran atau memberi ucapan selamat pada syiar kekafiran lainnya karena Allah Ta’ala sendiri tidaklah meridhoi hal tersebut. Allah Ta’ala berfirman,
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu.” (Qs. Az Zumar [39]: 7)
Allah Ta’ala juga berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Qs. Al Maidah [5]: 3)
Apakah Perlu Membalas Ucapan Selamat Natal?
Memberi ucapan selamat semacam ini pada mereka adalah sesuatu yang diharamkan, baik mereka adalah rekan bisnis ataukah tidak. Jika mereka mengucapkan selamat hari raya mereka pada kita, maka tidak perlu kita jawab karena itu bukanlah hari raya kita dan hari raya mereka sama sekali tidak diridhoi oleh Allah Ta’ala. Hari raya tersebut boleh jadi hari raya yang dibuat-buat oleh mereka (baca : bid’ah). Atau mungkin juga hari raya tersebut disyariatkan, namun setelah Islam datang, ajaran mereka dihapus dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ajaran Islam ini adalah ajaran untuk seluruh makhluk.
Mengenai agama Islam yang mulia ini, Allah Ta’ala sendiri berfirman,
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Qs. Ali Imron [3]: 85)
Bagaimana Jika Menghadiri Perayaan Natal?
Adapun seorang muslim memenuhi undangan perayaan hari raya mereka, maka ini diharamkan. Karena perbuatan semacam ini tentu saja lebih parah daripada cuma sekedar memberi ucapan selamat terhadap hari raya mereka. Menghadiri perayaan mereka juga bisa jadi menunjukkan bahwa kita ikut berserikat dalam mengadakan perayaan tersebut.
Bagaimana Hukum Menyerupai Orang Nashrani dalam Merayakan Natal?
Begitu pula diharamkan bagi kaum muslimin menyerupai orang kafir dengan mengadakan pesta natal, atau saling tukar kado (hadiah), atau membagi-bagikan permen atau makanan (yang disimbolkan dengan ‘santa clause’ yang berseragam merah-putih, lalu membagi-bagikan hadiah, pen) atau sengaja meliburkan kerja (karena bertepatan dengan hari natal). Alasannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Iqtidho’ Ash Shirothil Mustaqim mengatakan, “Menyerupai orang kafir dalam sebagian hari raya mereka bisa menyebabkan hati mereka merasa senang atas kebatilan yang mereka lakukan. Bisa jadi hal itu akan mendatangkan keuntungan pada mereka karena ini berarti memberi kesempatan pada mereka untuk menghinakan kaum muslimin.” -Demikian perkataan Syaikhul Islam.

Sabtu, 24 Desember 2011

Sejauh mana anda mengenal Ibu?

Rasulullah pernah bersabda :
"Andaikata Allah mengizinkan manusia untuk bersujud kepada makhluk selain
Allah, niscaya aku akan menyuruhmu untuk bersujud kepada ibumu"
Ada sebuah kisah menarik :
Alkisah seorang anak kecil yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) 
Orang tua yang bermata satu itu, kenapa sih ada disini. (pikirnya dalam hati)
Duh, mudah-mudahan orang itu tidak melihatku. Malu kan kalau sampai dilihat teman-teman.
Nak, sini nak. Ibu membawa sedikit jajan untuk kamu. (kata Ibu)
Kenapa sih ibu kesini, malu kan kalau sampai teman-teman tau kalau aku punya ibu sepertimu.
Iya tapi kan sudah sejak lama ibu jualan disini sejak sebelum kamu lahir nak
Terus, ibu kan bisa jualan di tempat lain. Pokoknya aku ndak setuju melihat ibu disini.
Disini ibu cuma membuat takut teman-temanku. Belum lagi, teman-teman yang ndak suka pasti akan mengejekku dengan mata satu ibu yang menakutkan itu.
"Terus berjalan dari waktu ke waktu hingga si anak tumbuh besar, tumbuh dewasa, dan singkat waktu anak tersebut menjadi orang sukses dengan disempurnakan memiliki keluarga baru yang bahagia. Rupanya kebahagian dan keberhasilan yang ia dapat membuatnya semakin menjauh dari ibunya. Hingga akhirnya si anak memutuskan untuk meninggalkan ibunya."
"Di sebuah rumah mewah si anak tersebut benar-benar menikmati kebahagiaan dan kesuksesannya. Semakin terasa kebahagiaannya setelah dikaruniai seorang putra.
10 tahun berlalu. Tuet...tuet...tuet, ada suara bel berbunyi tanda yang menunjukkan kalau ada seseorang yang ingin masuk."
nak, tolong bukakan pintunya liat siapa yang ada di depan pintu gerbang (pinta sang ayah).
ok yah, (anak itu berjalan membukakan pintu)
"Duer....(si ayah kaget melihat anaknya lari ketakutan menutup pintu kembali)
Untuk membunuh rasa penasaran, sang ayah membuka pintu pelan-pelan untuk melihat siapa yang ada di luar pintu gerbang.
Seorang wanita tua renta dengan selongsong baju yang kusut....menatap dengan 1 mata yang terlihat menakutkan bagi anak-anaknya."
Pergi...hust...hust...pergi jangan sampai aku ambil matamu yang satu sehingga kamu tidak bisa melihat lagi. Keberadaanmu benar-benar membuat anak-anakku ketakutan. Tolong jangan ganggu keluarga kami. (kata sang ayah yang sebenarnya anak dari orang bermata satu itu)

"Waktu kembali berjalan dan terus berlalu. Pria tersebut mendapatkan proyek yang kebetulan proyek yang dia kerjakan berdekatan dengan rumah ibunya. Melihat gubug ibunya yang layu, pria tersebut tersentuh untuk sekedar melihat ibunya. Di dekat kamar ibunya yang biasa dijadikan sebagai tempat untuk sharing dengan Allah, pria tersebut melihat sang ibu sujud dengan memegang sebuah kertas."
"Wahai anakku, ibu benar-benar bahagia melihat kesuksesan dan kebahagiaanmu hingga saat ini. Meski setiap pertemuan kita selalu memukul hatiku, begitu kerasnya pukulan itu sehingga sulit rasanya untuk bernapas. Ketika ibu meninggal kamu tidak perlu bersedih, ibu meninggal dengan bahagia, ibu meninggal dengan bangga, ibu akan terus merasa bahagia melihat kesuksesan dan kebahagiaanmu, itu artinya doa ibu selalu dikabulkan Allah. Doa yang selalu ibu panjatkan dengan air mata sebagai sahabat ibu setiap malam. Sejak kecil ibu hanya bisa membelaimu disaat kamu tidur. Karena ibu tahu kamu tidak akan mau menerima keberadaan ibu. Semua yang ibu lakukan ikhlas untuk kebahagiaanmu. Biaya untuk mencarikan mu makan, biaya untuk sekolah, biaya membeli mainan, biaya untuk segala yang kamu minta secara mendadak....
Total semuanya adalah...... GRATIS...!!!"

"Kalau kamu mau tahu, sekalipun ibu mati, ibu akan tetap hidup di dalam dirimu. Ibu akan senantiasa ada dalam kehidupanmu dengan satu mata yang tertanam di kelopak matamu. Itulah kenapa ibu akan merasa bahagia ketika kamu bahagia, karena ibu dapat melihat kebahagiaanmu dengan satu mata yang ibu berikan untukmu. Dan kalau kamu tahu, satu mata itu pun harganya juga GRATIS.....Ibu tidak akan mampu hidup ketika harus melihat kamu besar dengan hanya bisa menggunakan satu mata. Semoga engkau tetap bahagia ya nak, tenang saja nak rasa sakit hati itu memang menyakitkan, tapi rasa sakit hati ibu cepat hilang dengan segala apa yang kamu dapatkan selama ini.
"
Sering kali kita tidak menyadari apa saja yang ibu perjuangkan untuk kita.
Sering kali kita egois mengeluh tanpa mencoba mendengar keluhan ibu.
Sering kali kita tidak memikirkan apa saja yang dilakukan ibu setiap malam, sementara kita masih tidur nyenyak.
Sering kali lupa untuk mencarikan oleh-oleh untuk menghibur ibu, tanpa membayangkan apa saja yang ibu berikan kepada kita sejak kita masih kecil.
Apa yang kita pikirkan, apa kita pikir kita mampu membalas pertaruhan yang ibu lakukan.
Tidak, tidak akan pernah bisa kita untuk membalasnya.
Yang bisa kita lakukan adalah Birul Walidain (berbuat baik) kepada ibu sampai tiupan nafas terakhirnya.